Muhajir Syam

Muhajir, lahir pada tanggal 21 Juli 1976 di Dusun Sumber Lanas Desa Teluk Jati Dawang Kecamatan Tambak Bawean Gresik. Saat ini aktif mengajar di SDN Ketaw...

Selengkapnya
Navigasi Web
(Tantangan Hari ke-6) MELATIH SI KECIL BERDIRI DI KAKI SENDIRI
Bangga akan keberhasilan adalah awal menuju kemandirian

(Tantangan Hari ke-6) MELATIH SI KECIL BERDIRI DI KAKI SENDIRI

Membangun karakter anak sejak dini sangatlah penting. Sebagai orang tua kita melihat kenyataan bahwa perkembangan tehnologi yang sangat pesat, akselerasi perubahan dalam dunia tanpa batas berdampak pada anak. Mereka akan tumbuh dengan cara yang sangat berbeda dengan era sebelumnya. Salah satu karakter yang harus kita tumbuh kembangkan adalah kemandirian.

“Ayo, di ambil. Ayo…ayo!.” Nikmah meletakkan bola kecil agak jauh dari Iklil dan merangsang untuk mengambilnya.

“Ma…ma…ma.” Di usianya yang ke tujuh bulan dia sudah belajar tengkurap, berguling dan melata. Dia belajar merangkak tidak menggunakan lutut dan tangan, melainkan menggunakan perutnya. Mendapat rangsangan bola dari Ibunya Dia pun merangkak untuk meraih bola kesenangannya. Setelah bola di raih, dia asyik menjilat bola itu dengan satu kata;

“Ma….ma….ma.” Kata kebanggan satu-satunya sebagai apresiasi kalau usahanya berhasil. Bolapun terlepas dari tangannya dan terpental jauh. Ibunya tetap membiarkan bolah itu untuk di ambil sendiri untuk menumbuh kembangkan semangat menjelajah. Iklil pun dengan semangat melata sambil sesekali merangkak menuju bolanya.

Memasuki usia ke Sembilan sampai dua belas bulan, kedua orang tuanya melatih Iklil untuk mengenal namanya sendiri dan mengajarkan istilah lain untuk memanggil anggota keluarga yang lain. “Aba…. Embah, embuk, anum.” Sambil mengangguk-angguk didepan anak kesayangannya, Nikmah mengajarkan nama-nama panggilan untuk anggota keluarganya.

“Ba…ba…ba.” Iklil sudah mulai bisa menirukan Ibunya untuk memanggil Ayahnya dengan panggilan Aba.

Di usia ini, Iklil sudah mulai belajar berdiri. Awal-awal belajar melalui panduan orang tuanya.

“Oukk…lang-lang, oukk lang!.” Begitulah Bahasa turun temurun yang digunakan Nikmah untuk memandu berdiri Si Kecil. Berselang beberapa hari, Iklil sudah bisa berdiri sambil berpegangan tanpa harus di komando lagi. Seolah punya kekuatan magic yang luar biasa, Bahasa komando itu digunakan hampir semua orang di Madura.

Sesekali Iklil berdiri tanpa berpegangan. Dalam situasi inilah kemudian Bahasa komando berkekuatan magic kembali di ucapkan.

Tengkak jhelen, tengkak jhelen, tengkak jhelen.” Nikmah kembali mengomando buah hatinya untuk melangkah. Dengan rangsangan awal menjulurkan kedua tangannya sebagai pegangan untuk melangkah, akhirnya Iklilpun berani melangkah perdana satu kali sebagai bukti permulaan dari sekian juta langkah sesudahnya.

“Ma…ma….ma.” Sambil melangkah terlihat senyum lebar di mulutnya, bangga akan keberhasilan yang telah di lakukan. Satu langkah tertatih hingga puluhan langkah yang akhirnya dia bisa berjalan, walau sempoyongan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga sehat dan lancar....

20 Jan
Balas

Amin, thanks ya do'anya.

20 Jan

Amin, thanks ya do'anya.

20 Jan



search

New Post